IMAGE-1 IMAGE-2 IMAGE-3 IMAGE-4 IMAGE-5

Jumat, 30 Desember 2011

Selamat Tahun Baru 2012

Waktu terus berlalu, jam, menit dan detikpun terus bergerak, lembaran demi lembaran telah dilewati. Coretan demi coretan telah memenuhi kehidupan, cerita demi cerita silih berganti, kadang begitu berarti, kadang tanpa makna, atau hanya sedikit makna.


Semoga di tahun ini setiap lembaran dan cerita kehidupan akan memiliki makna, berarti dan bermanfaat.

Selamat tahun baru 2012. Semoga tahun ini membawa lebih banyak sukses untuk kita semua.








Semoga Tahun 2012 akan jauh lebih baik dari Tahun-tahun sebelumnya

Jumat, 23 Desember 2011

Kentang Busuk - inspirasi


Seorang guru meminta murid-muridnya membawa satu kantung ke sekolah. Lalu ia meminta setiap anak memasukkan beberapa potong kentang ke dalamnya dengan ketentuan: Satu potong kentang harus mewakili satu orang yang mereka benci, atau satu orang yang belum mereka maafkan, atau satu hal lain yg masih membuat mereka kesal.

Mereka diminta untuk menuliskan nama orang2 itu di setiap potongan kentang yg mewakilinya. Ada beberapa anak yang memiliki kantung yang ringan, tapi banyak juga yang memiliki kantong yang berat, karena banyaknya potongan kentang yang mereka masukkan ke dalamnya.

Mereka diminta untuk membawa kantung bening itu siang dan malam. Kemana saja, harus mereka bawa, selama satu minggu penuh. Bahkan di rumah pun, mereka harus membawanya ketika makan, tidur, mandi, dan aktivitas apapun. Sang Guru berkorrdinasi dengan para orang tua untuk ikut mengawasi hal ini.

Lama-kelamaan, tentu saja, kentang-kentang mulai membusuk, ada yang mulai mengeluarkan bau tak sedap. Hampir semua anak mengeluh, terutama mereka yang memiliki banyak kentang di dalm kantongnya.

Akhirnya, satu minggu berlalu. Semua anak kembali bertemu dengan Sang Guru.

“Bagaimana Anak-Anak…? Siapa yang masih suka membawa kentang2 itu lebih lama lagi…?” Tanya Sang Guru, yang tentu saja disambut dengan “huuuu…” dan berbagai nada protes dari anak-anak.

“Anak-anakku,” kata Sang Guru, “kalian sudah merasakan, bahwa membawa beban
itu sesungguhnya sangat tidak menyenangkan, apalagi ditambah dengan bau yang makin membusuk.

“Ketika kalian membawa kebencian kepada seseorang atau kalian tidak sudi memaafkan mereka, kalian bawa “dendam” itu sepanjang hidup kalian sebelum kalian memutuskan untuk memaafkannya. Amarah dalam hati kalian itu akan semakin membusuk dan menghantui hidup kalian…”

“Padahal, Memaafkan, sebenarnya, adalah pekerjaan yang jauh lebih mudah daripada membawa semua beban itu kemana saja. Ini adalah sebuah perumpamaan yang baik tentang harga yang harus kita bayar untuk sebuah kepahitan yang kita simpan, dan
dendam yang kita genggam terus menerus.”

“Getir, berat, dan aroma busuk, itulah nilai yang akan kita dapatkan saat memendam amarah dan kebencian.”

”Sering kita berpikir, memaafkan adalah hadiah bagi orang yang kita beri maaf. Namun, kita harus kembali belajar, bahwa, pemberian maaf itu sesungguhnya adalah hadiah buat diri kita sendiri. Hadiah, untuk sebuah KEBEBASAN.”

”Kebebasan dari rasa tertekan, rasa dendam, rasa amarah, dan kedengkian hati yang bias mematikan Kebaikan-Kebaikan Hidup yang sesungguhnya bias kita dapatkan.”

Anak-anakpun beramai-ramai membuang kentang2nya, lalu mereka saling bersalaman, saling memaafkan, saling berpelukan, dan mengucapkan terima kasih kepada Sang Guru.

Apakah kita siap membuang kentang-kentang busuk dalam hati kita…??
Tentu…

Bukankah… KITA BISA !!!

Butuhkah Sebuah Alasan Untuk Cinta?

Weekend in Love

WANITA: "Mas, apa yang membuatmu mencintaiku?"

PRIA: "Aku tidak bisa memberitahu alasannya... tapi percayalah, aku benar-benar mencintaimu."

WANITA: "Tuh kan! Kamu sendiri bahkan tidak tahu alasannya ... bagaimana kamu bisa bilang kamu mencintai aku, Mas?"

PRIA: "Aku benar-benar tidak tahu alasannya, tapi aku bisa membuktikan bahwa aku mencintaimu."

WANITA: "Aku lagi gak nanya soal bukti, Mas. Aku hanya ingin mendengar dengan kata2mu sendiri apa alasannya kamu mencintaiku. Kekasih temanku saja bisa mengatakan padanya mengapa dia mencintainya tetapi kenapa kamu tidak?"

PRIA: "Ok .. ok! Ehm ... aku mencintaimu karena… wajahmu yang cantik, suaramu lembut dan menentramkanku, karena kamu juga penuh perhatian, karena senyummu yg manis itu, dan karena setiap sentuhanmu."

Si WANITA merasa sangat bahagia & tersanjung dengan jawaban Sang Kekasih.

Sayangnya, beberapa hari kemudian, si WANITA mengalami sebuah kecelakaan, banyak bagian tubuhnya yang rusak. Dia juga mengalami koma dalam kondisi yg kritis. Si PRIA kemudian meletakkan sebuah surat di sisinya, dan berikut adalah isi suratnya:

"Sayangku, karena wajah cantik dan suara manismulah, aku mencintaimu ... Sekarang apakah wajahmu masih cantik dengan luka2mu itu? Apakah suaramu yg lembut itu masih bisa kudengar?
Tidak! Oleh karena itu aku tidak bisa mencintaimu.
Karena perhatian dan kepedulian kamu, aku suka padamu. Sekarang kamu tidak dapat menunjukkannya padaku, maka aku tidak bisa mencintai kamu.
Karena senyumanmu dan karena sentuhanmu, aku mencintaimu. Sekarang bisakah kamu tersenyum? Bisakah kamu bergerak untuk menyentuhku?
Tidak, oleh karena itu aku tidak bisa mencintaimu.
Jika Cinta memang harus butuh alasan, maka tidak ada alasan lagi bagiku untuk mencintaimu. Apakah cinta butuh alasan? TIDAK! Oleh karena itu, aku masih mencintaimu dan cintaku tidak memerlukan semua alasan itu. Aku tetap mencintaimu…"

Seingkali, Hal-Hal Terindah dalam Kehidupan kita tidak bisa disaksikan dengan mata , tidak bisa tersentuh oleh indera raga, dan tidak pula dibuktikan… hanya dapat dirasakan dalam hati. Dan hati-lah yang bisa menakarnya.

LAKUKAN bila perlu, sekarang juga. Selagi ada waktu


KISAH INI CUKUP SERING KITA DENGAR & DISAMPAIKAN DALAM BERBAGAI KESEMPATAN. MARILAH KITA ULANG SEKALI LAGI AGAR KITA SELALU INGAT BETAPA PENTINGNYA "Keseimbangan Hidup", KHUSUSNYA ANTARA PEKERJAAN DAN KELUARGA...

MANAKAH YANG SESUNGGUHNYA LEBIH KITA CINTAI? DAN MANAKAH YANG SEHARUSNYA MENDAPAT PERHATIAN UTAMA? TENTUNYA TANPA MENGESAMPINGKAN YANG LAINNYA...


John termenung seorang diri, menatap kosong keluar jendela rumahnya. Dengan susah payah ia mencoba untuk berkonsentrasi pada pekerjaannya yang menumpuk dan harus segera terselesaikan. Semuanya sia-sia belaka.

Yang ada dalam pikirannya hanyalah perkataan Magy, putri kecilnya, pada suatu hari. Malam itu, 3 minggu sebelumnya, John seperti biasa membawa pulang tumpukan pekerjaannya.

Saat John sibuk dengan kertas-kertas kerjanya, Magy kecil yang baru 2 tahun datang menghampiri dengan sebuah buku cerita baru kesayangannya. Buku cerita anak-anak bergambar peri. Dia berkata dengan suara manjanya, "Papa lihat buku Magy, Pa...”

John menengok kearah Magy dan berkata, "Wah, buku baru ya?"
"Ya Papa!" katanya berseri-seri, "Papa bacain dong buat Magy..."
"Wah, Papa sedang sibuk sekali, jangan sekarang ya...", kata John dengan cepat sambil mengalihkan perhatiannya pada tumpukan kertas di depan hidungnya.

Magy hanya berdiri terpaku disamping sang Ayah sambil memperhatikan. Lalu dengan suaranya yang lembut dan sedikit dibuat-buat mulai merayu kembali "Mama bilang kalo Papa mau bacain cerita buat Magy...".

Dengan perasaan agak kesal John menjawab: "Magy dengar, Papa sangat sibuk. Magy minta Mama saja untuk membacakannya ya..."
"Tapi Mama lebih sibuk daripada Papa" katanya sendu. "Lihat Papa, gambarnya bagus dan lucu."

"Lain kali Magy… sudah sana! Papa sedang banyak kerjaan nih..."
John berusaha untuk tidak memperhatikan Magy lagi. Waktu berlalu, Magy masih memegang erat bukunya, dan dengan gaya manja anak-anak, sedikit menempelkan tubuh mungilnya di kaki sang Ayah. Lama sekali John mengacuhkan anaknya.

Tiba-tiba Magy mulai lagi "Papa liat donk, Pa… gambarnya bagus sekali dan ceritanya juga bagus! Papa pasti suka".

"Magy, sekali lagi Papa bilang: Lain kali! Magy dengar kan Papa bilang Papa sibuk?" dengan agak keras John membentuk anaknya.

Terkaget dan hampir menangis Magy mulai menarik tubuhnya dari sang Ayah, "Iya deh, lain kali ya Papa, lain kali..."

Tapi Magy mendekati lagi Ayahnya sambil menyentuh lembut tangannya, kemudian meletakkan bukunya di pangkuan sang Ayah.

"Kapan saja Papa ada waktu ya Pa... Papa tidak usah baca buat Magy, Papa baca buat Papa sendiri aja ya... Tapi Papa bacanya yang keras ya, Pa... supaya Magy juga bisa ikut dengar...".

John hanya diam dan menoleh sebentar ketika Magy berjalan dengan langkah-langkah kecilnya meninggalkan sang Ayah.

Kejadian 3 minggu lalu itulah yang sekarang berkemelut dalam diri John. Dia teringat Magy yang penuh pengertian mengalah. Magy kecil yang baru berusia 2 tahun meletakkan tangannya yang mungil di atas tangannya: ”... Tapi Papa bacanya yang keras ya, Pa... supaya Magy juga bisa ikut dengar..." Kata-kata Magy itu terus terngiang dalam benak John.

Karena itulah John mulai membuka buku cerita yang diambilnya dari sebuah rak mainan di sudut kamar Magy. John mulai membuka halaman pertama dan dengan suara parau mulai membacanya.
John melupakan pekerjaannya yang dulu amat penting bagi dia. Ia bahkan lupa dengan kemarahan dan kebenciannya pada pemuda ugal-ugalan yang dengan kencang menghantam tubuh putrinya di jalan menuju sekolah.

John terus membaca halaman demi halaman sekeras mungkin, cukup keras bagi Magy untuk dapat mendengar dari tempat peristirahatannya yang terakhir. Mungkin...

Lakukan hal-hal terindah sebisa mungkin untuk orang-orang yang Anda kasihi dengan sisa waktu yang masih Anda miliki, yang sesungguhnya tidak pernah bisa Anda ketahui seberapa lama lagi....... sebelum segalanya terlambat dan tidak ada lagi yang bisa Anda lakukan untuk menggantikannya.

Selamat Berakhir Pekan dengan KELUARGA TERCINTA... Keluarga Terbaik yang telah Tuhan anugerahkan untuk kita semua...

Dijual: Pasangan hidup yang SEMPURNA... di Lantai 6


Memahami Hakikat Kesempurnaan sebagai Pasangan

Saudara-Saudaraku yang berbahagia, sesungguhnya setiap Nikmat yang Tuhan berikan kepada kita adalah sebuah Amanah yang harus kita tunaikan dengan cara mensyukurinya. Dan mensyukuri Nikmat Tuhan, selain dengan pujian terbaik yang kita ucapkan untuk-NYA, yang lebih utama adalah dengan memanfaatkan Nikmat itu untuk kepentingan-kepentingan yang mendukung Kebaikan bagi diri sendiri dan juga mendukung Kebaikan bagi lebih banyak orang lain. Dengan demikian, Tuhan pun memiliki alasan untuk menambahkan lebih banyak lagi Nikmat-NYA kepada kita.

Kesempurnaan... bukan ketika kita bisa mengumpulkan beragam Kebaikan di dalam diri kita. Kesempurnaan... lebih ditentukan ketika kita bisa memberdayakan setidaknya satu Kebaikan yang kita miliki untuk memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi Kehidupan.

Demikian pula, ketika kita mengharapkan kesempurnaan dari orang lain —entah itu kawan, tetangga, teman sekantor, atasan, bawahan, keluarga, anak-anak kita, ataupun Pasangan Hidup kita— kuranglah adil kalau kita hanya menuntut mereka memiliki berbagai macam Kebaikan di dalam dirinya. Alangkah lebih adil dan bijaksana, jika kita mensyukuri Kebaikan yang telah mereka miliki dengan cara mendukung mereka untuk memberdayakan Kebaikan itu agar membawa manfaat sebesar-besarnya bagi semuanya.

Ijinkan kami mendedikasikan cerita berikut ini bagi Anda yang saat ini sedang menjalani sebuah proses pencarian Pasangan Hidup atau berencana untuk menjadikan seseorang sebagai Pasangan Hidup. Lebih dari itu, kami juga berharap cerita ini bisa memberi inspirasi bagi kita yang telah memiliki Pasangan Hidup, agar kita tidak sekedar menuntut lebih banyak Kebaikan dari Pasangan Hidup kita, tetapi lebih berfokus pada mendukung pemberdayaan Kebaikan-Kebaikan yang telah mereka miliki.

Sebagai catatan, kisah ini hanyalah sekedar penggambaran yang inspiratif, bukanlah kisah nyata.

-------------------- o o o O o o o --------------------

Ini adalah sebuah toko yang sangat unik. Di sini kita bisa memilih dan membeli Pasangan Hidup. Toko Pasangan Hidup. Wanita bisa beli suami, dan Pria bisa beli istri. Untuk memberi pelayanan berupa keleluasaan memilah dan memilih, telah disiapkan 6 Lantai. Setiap kelompok Calon Pasangan Hidup dengan kategori tertentu dikumpulkan dalam satu Lantai.

Setiap pelanggan disambut oleh resepsionis dan kemudian diberikan instruksi-instruksi berupa Aturan Main yang wajib ditaati. Begini bunyinya:
1. Pelanggan adalah mereka yang BELUM memiliki Pasangan Hidup
2. Setiap Pelanggan hanya diperbolehkan mengunjungi toko ini SATU KALI seumur hidup!
Percayalah, toko ini mempunyai cara terbaik di dunia untuk mendeteksi kedatangan Anda yang kedua kalinya atau lebih, karena itu manfaatkanlah baik-baik Kunjungan Anda ini
3. Setiap Pelanggan hanya diperkenankan membeli SATU Pasangan Hidup saja
4. Jika Anda memutuskan untuk naik ke Lantai berikutnya, maka Anda sama sekali TIDAK DIPERKENANKAN UNTUK TURUN KEMBALI, kecuali melalui Jalur Khusus yang langsung menuju Pintu Keluar

Suatu hari, seorang wanita datang ke toko itu, tentu saja untuk mencari suami. Setelah diterangkan oleh resepsionis, wanita ini pun mulai “browsing”. Dia memasuki Lantai Satu dan mendapati sebuah banner dengan tulisan:

”Lantai 1 – BAIK: Calon Suami yang memiliki pekerjaan dan taat pada Tuhan”

Wanita itu tersenyum, “Hmm… baik, tapi biasa saja…” pikirnya, kemudian naik ke lantai selanjutnya, dan melihat banner lagi bertuliskan:

“Lantai 2 – BAIK JUGA: Calon Suami yang memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, dan sayang anak.”

“Hmm… boleh juga” pikir wanita itu. Tetapi, mulai timbul penasaran, wanita itu memutuskan naik ke lantai selanjutnya dengan banner:

”Lantai 3 – JUGA BAIK : Calon Suami yang memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, sayang anak dan juga tampan.”

”Woww… tampan? Ini sih lebih baik! Kenapa dibilang Juga Baik,” pikirnya. ”Ada tambahan apa lagi di lantai ke-empat ya...?” dia makin penasaran dan terus naik ke Lantai 4.

Bannernya bertuliskan: “Lantai 4 - SAMA BAIKNYA: Calon Suami yang memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, sayang anak, tampan dan menyukai pekerjaan rumah.”

“Ya ampun!” wanita itu berseru, “kenapa dikatakan sama baiknya?? Bukankah ini semakin baik??” Dan terus makin penasaran, dia tidak juga berhenti, melanjutkan ke lantai 5.

Bannar Lantai 5 begini: “Lantai 5 - TEPAT: Ini Calon Suami yang Tepat untuk Anda! Para pria di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, sayang anak, tampan, menyukai pekerjaan rumah, dan sangat romantis.”

”This is perfect!” Pikirnya, dan dia pun memanggil pramuniaga, meminta agar dibantu memilih satu dari beberapa Calon Suami di Lantai 5. Tapi......... setelah melihat beberapa pria, wanita itu tampak mikir lagi, ”Hmm… kan masih ada Lantai 6, kenapa harus berhenti di sini? Pastinya Lantai 6 akan lebih baik lagi daripada yang di Lantai 1 sampai 5 ini…”

Wanita itu bertanya pada pramuniaga, ”Mbak, apa nama untuk Lantai 6?”
”Lantai 6 adalah Lantai SEMPURNA,” jawab pramuniaga. ”Anda yakin tidak jadi memilih di Lantai 5?”
”Naah... tepat dugaanku!” wanita itu berseru, ”Maaf, Mbak, tidak jadi. Saya ke Lantai 6 saja deh. Aduuh… seperti apa ya? Oh my God, pasti jodohku ada di atas.” Wanita itu pun melangkah mantap menuju Lantai 6,

Sesampai di sana, tidak lagi dijumpai banner, tapi ada 2 layar monitor. Monitor pertama yang menyambutnya bertuliskan:

”Selamat Datang di Lantai SEMPURNA”.

Wanita itu pun makin tersenyum kegirangan, siap menemui seorang Pria Sempurna idamannya. Dengan penuh semangat dia berjalan lagi, dan tak jauh kemudian ketemu dengan Monitor kedua yang menampilkan tulisan:

”Selamat! Anda adalah pengunjung kami ke 43,829,641 sejak kami buka. Mohon maaf, kami tidak pernah memiliki stock Pasangan Hidup di Lantai ini karena kami tidak pernah berhasil menemukan seseorang yang SEMPURNA.”

Sesuai aturan main, tidak ada lagi yang bisa dilakukannya. Turun dari Lantai 6 dengan expresi wajah sangat kecewa, wanita itu diberi secarik kertas oleh pramuniaga di pintu keluar yang bertuliskan :

”Lantai 6... maaf jika kami harus mengatakan hal ini. Pintu Keluar di lantai 6 adalah sebagai bukti bahwa banyak sekali manusia tidak pernah bersyukur dengan apa yang sebenarnya Tuhan persiapkan sebagai Anugerah bagi dirinya. Mereka bahkan menolak meskipun sudah bisa melihat banyak kebaikan padanya...

Kesempurnaan Pasangan Hidup Anda bukanlah diukur semata-mata dari Kebaikan yang mereka miliki, tetapi juga diukur dari bagaimana cara Anda melengkapi hidup mereka dengan Kebaikan yang Anda miliki. Untuk itulah Anda Berdua disebut sebagai Pasangan.

Terima kasih telah mengunjungi toko Pasangan Hidup. Tetaplah tersenyum bahagia karena setidaknya Anda telah mendapatkan sebuah Pelajaran Berharga hari ini.”

------------------ oooOooo -------------

Sahabat dan Keluarga Indonesia, semoga cerita ini, walaupun hanya sekedar fiktif, bisa memberi kita Pencerahan yang membuat kita lebih mensyukuri Pasangan Hidup ataupun Calon Pasangan Hidup kita.

Agar lebih meresap ke dalam hati dan kita jadikan salah satu Nilai Kebaikan dalam Kehidupan kita, marilah kita baca sekali lagi bagian terpenting dari tulisan ini, yaitu:

Kesempurnaan Pasangan Hidup Anda bukanlah diukur semata-mata dari Kebaikan yang mereka miliki, tetapi juga diukur dari bagaimana cara Anda melengkapi hidup mereka dengan Kebaikan yang Anda miliki. Untuk itulah Anda Berdua disebut sebagai Pasangan.

Sampaikan salam saya untuk Pasangan Hidup Anda, dan hari ini juga ketika Anda bertemu dengan Beliau, katakan, atau setidaknya tunjukkan melalui sikap yang bisa terbaca dengan jelas olehnya bahwa Anda sangat bersyukur kepada Tuhan karena memiliki Beliau sebagai Pasangan Hidup Anda.

Sumber : i Can Learning & Smile And Enjoy

Kamis, 22 Desember 2011

test scrool

Rabu, 21 Desember 2011

Surat Tagihan Untuk Ibu


Untuk kita semua yg selama ini sudah merasa BERBAKTI atau yg belum merasa BERBAKTI kepada Orang Tua, khususnya kepada Ibunda kita tercinta & termulia... mari kita simak kisah berikut ini... 

Suatu sore, seorang anak menghampiri ibunya yg sedang memasak. Anak kecil yg polos itu menyerahkan selembar kertas pada Sang Ibu.

"Ada apa Nak?" tanya Sang Ibu.
"Aku ingin menyampaikan tagihan ini buat Ibu..." kata si Anak dengan polosnya.
"Hah? Tagihan apa?" Sang Ibu kembali bertanya sambil setengah tertawa. Akhirnya diterimalah secarik kertas dari Si Anak.
"Ya, ini tagihan dari aku buat Ibu..." Si Anak menegaskan.

Beginilah bunyi "Surat Tagihan Si Anak" itu:
- Memotong rumput Rp. 5000
- Membersihkan kamar tidur minggu ini Rp. 5000
- Pergi ke toko disuruh ibu Rp. 3000
- Menjaga adik waktu ibu belanja Rp. 5000
- Membuang sampah Rp. 1000
- Belajar & mendapat Niilai bagus Rp. 10.000
- Membersihkan dan menyapu halaman Rp. 3000

Tagihan untuk ibu adalah Rp. 32.000

Sang ibu memandangi anaknya dengan penuh harap. Berbagai kenangan terlintas dalam benak sang ibu. Wajahnnya tetap tersenyum dengan kasih sayangnya. Dia merasa geli, pengen ketawa melihat kelakuan Anaknya itu. Lalu ia mengambil pulpen, membalikkan kertasnya.

Dan inilah yang ia tuliskan:

Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, GRATIS
Untuk semua malam ibu menemani kamu, GRATIS
Untuk membawamu ke dokter dan mengobati saat kamu sakit, serta mendoakan kamu, GRATIS
Untuk semua susah & air mata saat mengurus kamu, GRATIS
Untuk semua mainan, makanan, dan baju, GRATIS

Anakku… dan kalau kamu menjumlahkan semuanya, akan kau dapati bahwa harga KASIH SAYANG ibu adalah GRATIS

Seusai membaca apa yang ditulis ibunya, sang Anak pun berlinang air mata dan menatap wajah ibunya, dan berkata: “Bu, aku sayang sama ibu... maafkan aku ya, Bu...” ia kemudian mendekap ibunya.
Sang ibu tersenyum sambil mencium rambut buah hatinya. ”Ibu juga sayang banget sama kamu nak” kata sang ibu.

Kemudian sang anak mengambil pulpen dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar sambil diperhatikan sang ibu. Kali ini Si Anak menuliskan kata: “LUNAS”

Sang Ibu pun tertawa sambil berlinang air mata bahagia, dan kemudian memeluk kembali Si Anak dengan segenap Kasih Sayangnya...

Disaat terdesak dan terpuruk


"Ya Tuhan, janganlah Engkau singkirkan bukit-bukit terjal yang menghalangi jalanku... namun berilah aku kaki yang kuat untuk mendaki dan melintasinya, sehingga aku bisa melihat lebih banyak lagi Pemandangan-PemandanganMU yang lebih indah dari atas sana..."

Keterbukaan hati untuk memahami Hikmah seringkali terjadi saat Keterdesakan atau Keterpurukan memaksa kita untuk memahaminya, tak lain agar kita segera terbebas dari Keterdesakan atau Keterpurukan itu.

Karenanya, dalam banyak hal, Keterdesakan atau Keterpurukan memang kita perlukan, agar semakin tajam Kepekaan Hati kita untuk mengambil lebih banyak Hikmah dari Kehidupan.

Demikianlah Rencana Terbaik dari Tuhan yang acapkali tidak kita pahami.

Syair Jalaluddin Rumi

Kemuliaan Dan Kebijaksaan


Suatu hari, seorang Pemuda duduk di bawah pohon di tepi sungai. Ketika sedang menenangkan pikiran, dia melihat seekor Kepiting yang sedang berpegang pada rerumputan dan alang-alang agar tidak terbawa arus sungai.

Si Pemuda merasa kasihan, kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu Kepiting agar keluar dari sungai. Si Kepiting menjepit jari si Pemuda. Klap...!! Jari si Pemuda terluka akibat jepitan keras si Kepiting. Namun si Pemuda tampak puas ketika Kepiting berhasil selamat.

Belum lama ketika si Pemuda duduk kembali, lagi-lagi si Kepiting terpeleset ke sungai dan sekali lagi berusaha keras menyelamatkan diri. Si Pemuda kembali menolong dan jarinya dicapit oleh Kepiting untuk kedua kalinya. Kejadian ini kemudian berulang ketiga kalinya hingga jari si Pemuda bukan lagi terluka, tetapi juga memar membengkak.

Seorang Pak Tua ternyata memperhatikan peristiwa itu sejak awal. Dia menghampiri si Pemuda.

"Hai, Nak… Perbuatanmu menolong makhluk Tuhan adalah cerminan Kasih Sayang dan Hati yang Mulia…” kata Pak Tua.

“Terima kasih, Paman…” jawab si Pemuda.

”Tapi, mengapa kau harus korbankan jarimu terluka seperti itu hanya untuk menolong seekor Kepiting?”

"Maaf, Paman... Kepiting hanya diberi capit yang tidak ada jari-jarinya untuk berpegangan. Sedangkan Tuhan memberi kita dua tangan yang lebih sempurna. Justru karena Kasih Sayang itulah, saya merelakan jari ini terluka agar bisa menolong makhluk yang lebih lemah, meski hanya seekor Kepiting," jawab si Pemuda dengan hati puas.

Pak Tua tersenyum mendengar jawaban si Pemuda. Dan ketika itu pula, untuk keempat kalinya si Kepiting kembali terpeleset dan berjuang melawan arus sungai. Si Pemuda tampak bersiap-siap menolong Kepiting itu. Namun Pak Tua mencegahnya, dan si Pemuda tampak heran.

Pak Tua memungut sebuah ranting yang panjang. Ia julurkan ranting itu ke arah si Kepiting. Segera saja si Kepiting menangkap ranting dengan capitnya, dan si Kepiting pun selamat untuk ke sekian kalinya. Pak Tua segera menjauhkannya dari tepi sungai.

"Lihat Anakku, menerapkan Kasih Sayang untuk menolong itu sungguh Mulia, namun alangkah indahnya jika Kemuliaan itu disertai dengan Kebijaksanaan. Tidak semua tujuan yang baik bagi makhluk lain berarti harus mengorbankan diri sendiri.

Tuhan telah membekali kita dengan Hati agar menjadi Mulia seperti Hatimu, namun Tuhan juga membekali kita Akal agar berpadu dengan Hati menjadi sebuah Kebijaksanaan yang Mulia. Ranting ini Tuhan sediakan agar kau bisa menolong makhluk-Nya tanpa harus mengorbankan jarimu...”

Si Pemuda tersadar dan kemudian tersenyum bahagia sekali.

"Terima kasih, Paman. Hari ini Tuhan telah mempertemukan saya dengan Paman untuk belajar satu Hikmah yang sangat berharga bahwa Perbuatan yang Baik akan menjadi lebih baik jika dilakukan dengan cara yang benar, yaitu cara yang Bijaksana, yang tidak merugikan siapapun...

PERBUATAN YANG MULIA MENJADI LEBIH INDAH BILA DISERTAI DENGAN KEBIJAKSANAAN.”

“Tepat sekali, Nak... namun seandainya kau tidak menemukan ranting ini, maka caramu tadi adalah cara yang paling Bijaksana... kau tetap harus menolongnya.”

Sumber : ican-community.blogspot.com

Senin, 19 Desember 2011

Jika bersahabat, mengapa harus bermusuhan

Mengubah Peluang Permusuhan Menjadi Persahabatan
Sebuah ungkapan Cina Kuno mengatakan: Cara Terbaik untuk mengalahkan dan mempengaruhi orang lain adalah dengan KEBAIKAN yang didasari RASA KASIH SAYANG…

Ini Adalah sebuah cerita dari Negeri Cina yang menggambarkan tentang hal tersebut…
Pada zaman dahulu kala, ada seorang Petani yang mempunyai tetangga seorang Pemburu yang memiliki banyak anjing galak untuk berburu. Karena kurang terlatih, anjing-anjing Si Pemburu itu sering melompati pagar dan mengejar-ngejar domba-domba Si Petani. Si Petani kemudian meminta Pemburu untuk menjaga anjing-anjingnya, namun si Pemburu rupanya tidak mau peduli. Hingga suatu hari, si Petani hamper hilang kesabaran ketika aning-anjing Pemburu itu melompati pagar dan menyerang beberapa domba hingga terluka parah.

Untunglah si Petani bersikap lebih bijak. Dia memutuskan untuk berkonsultasi pada seorang hakim. Sang Hakim yang bijak kemudian berkata, "Hmm… secara hukum, bisa saja kita ajukan tuntutan untuk menghukum tetanggamu itu. Tetapi… apakah Anda rela kehilangan seorang teman dan sebagai gantinya dia akan menjadi seorang musuh bagimu & keluargamu? Mana yang kau inginkan sebagai tetangga, seorang Sahabat atau seorang Musuh?"

“Yaa… tentu saja kami lebih menyukai seorang Sahabat… tapi Bagaimana caranya?” kata si Petani.
Setelah mendengar solusi dan nasihat dari Sang Hakim yang bijak itu, si Petani pun setuju & pulang dengan perasaan lega. Sesampai di rumah, dia segera melaksanakan nasihat pak Hakim. Dia mengambil tiga domba terbaiknya dan menghadiahkannya kepada tiga orang anak si Pemburu.

Keluarga Pemburu, terutama anak-anak Mereka, menerima domba-domba itu dengan sukacita. Untuk menjaga mainan baru anak-anaknya, Si Pemburu itu mau tidak mau dan dengan sendirinya lebih menjaga anjing-anjing galaknya, bahkan lebih sering mengurung anjing-anjing itu. Sejak saat itu, anjing-anjing galak si Pemburu tidak pernah lagi menggangu domba-domba Keluarga si Petani.

Sebagai ungkapan terima kasih karena telah membuat anak-anaknya bahagia, si Pemburu itu pun menjadi sering berbagi hasi buruannya kepada Keluarga Petani. Dan Sebagai balasannya, Si Petani juga mengirimkan daging domba dan keju buatannya. Dalam waktu singkat, kedua tetangga itu menjadi Dua Sahabat yang baik dan saling menjaga.

Kawan… ingat peribahasa:
Kita bisa menangkap lebih banyak lalat dengan MADU dari pada dengan CUKA…
Satu Musuh terlalu banyak… Seribu Sahabat selalu terasa kurang…

Jika kita menghadapi sebuah peluang untuk sebuah permusuhan, pikirkanlah dengan Bijak Bagaimana merubahnya menjadi sebuah Peluang utk Sebuah PERSAHABATAN…

sumber: i can learning community

Satu hal kecil dapat menghasilkan hal yang jauh lebih besar


Apapun profesi atau pekerjaan Anda saat ini, asalkan sebuah pekerjaan yang baik & halal, maka sepatutnya Anda belajar dari kisah Tukang Ledeng berikut ini…

Suatu hari, pemilik Mercedez Benz menghadapi masalah dengan kran air di kamar mandi rumahnya. Mr.Benz sangat mengkuatirkan keselamatan anaknya yg masih kecil karena kebocoran kran itu.

Seorang sahabat Mr.Benz merekomendasikan seorang tukang ledeng utk memperbaiki kran tersebut. Dibuatlah janji untuk memperbaiki kran dalam 2 hari ke depan. Si tukang ledeng hanya tahu bahwa calon pelanggan barunya ini bernama Mr.Benz, tapi dia sama sekali tidak menyangka bahwa Mr.Benz yang ini adalah pemilik perusahaan mobil terbesar di Jerman, Mercedez Benz.

Keesokan harinya, seperti biasa dilakukan, Si Tukang Ledeng menelpon kembali dan menyampaikan ucapan terima kasih karena telah mempercayai dirinya dan bersedia menunggu hingga satu hari lagi.

Mr.Benz sungguh kagum atas pelayanan dari Si Tukang Ledeng, ditambah dengan gaya komunikasinya yang penuh percaya diri walaupun hanya sebagai seorang tukang ledeng.

Hari berikutnya, Si Tukang Ledeng pun datang untuk memperbaiki kran yang bocor di rumah Mr.Benz. Selang beberapa saat, kran pun normal kembali dan Si Tukang Ledeng menerima pembayaran atas jasanya.

Dua minggu kemudian, terjadi satu hal lagi yang membuat Mr.Benz terkagum, Si Tukang Ledeng menelpon sekedar untuk menanyakan apakah kran yang diperbaikinya sudah benar-benar beres dan tidak ada masalah lagi, apabila terjadi masalah dia pun siap untuk datang kembali tanpa dipungut biaya. Mr.Benz pun menyatakan puas atas hasil kerja Si Tukang Ledeng dan mengucapkan terima kasih atas pelayanannya yang baik.

Satu hal yang terpikir dalam benak Mr.Benz adalah bahwa Si Tukang Ledeng ini memiliki Kepribadian yg menarik, dan selain itu dia juga seorang yang SANGAT BERSUNGGUH-SUNGGUH atau SEPENUH HATI dengan apa yang dikerjakannya. Dia juga seorang yang mengutamakan Kualitas Kerja sebagai bagian dari Kualitas Pelayanan pada Pelanggan.

Sekian bulan kemudian, Mr.Benz memutuskan untuk memanggil dan kemudian merekrut Si Tukang Ledeng untuk bekerja di Mercedes Benz. Saat itu barulah Si Tukang Ledeng kaget ketika mengetahui bahwa ternyata Mr.Benz pelanggan barunya ini Adalah pemilik Mercedes Benz. Dia sangat bangga bisa bekerja di sana, apalagi direkrut langsung oleh Si Pemilik.

Tahukah Anda siapa Si Tukang Ledeng ini?
Dialah Christopher L. Jr.

Karena kesungguhannya dalam Bekerja, saat ini dia adalah General Manager Customer Satisfaction and Public Relation di di Holding Company Mercedez Benz

Kisah ini memberikan kita beberapa pelajaran, antara lain:
1. Setiap manusia pasti akan menuai hasil sesuai dengan apa yg telah ditanamnya… Ketika kita menanamkan kesungguhan hati dalam setiap kebaikan yg kita kerjakan, cepat atau lambat kita pun pasti menuai Hasilnya…

2. Kita tidak pernah tahu persis skenario apa yg telah Tuhan persiapkan utk kehidupan kita, namun satu hal yang harus kita yakini bahwa Tuhan pasti memberikan kepada kita tidak lebih dari apa yg telah kita persiapkan untuk menerimanya…. Untuk mempertegas, baiklah kami ulangi:

“Tuhan selalu memberikan kepada kita TIDAK LEBIH dari apa yang telah kita persiapkan untuk menerimanya…”

Bagaimana Tuhan hendak memberikan kita segalon air kalau yg kita persiapkan untuk menerima pemberianNYA hanyalah segelas cangkir…??

3. Karena itulah, untuk apapun yg kita lakukan, mari kita lakukan YANG TERBAIK yg bisa kita berikan… dan teruslah berpikir bahwa selalu ada yg lebih baik daripada apa yg telah kita lakukan hari ini, sehingga kita terus bertumbuh dalam Kebaikan, dan terus berkembang dalam menebarkan Manfaat bagi sebanyak2nya manusia di sekitar kita…

Salam Sukses & Sejahtera selalu…

Sumber : i can learning community

Minggu, 18 Desember 2011

Keteguhan Sang Juara - Ma Li Dan Zhai Xiao Wei

Hand In Hand



- Kisah Ma Li -

Ma Li adalah seorang balerina profesional, yang sudah membangun karirnya sejak masa kanak-kanak. Ia berasal dari Provinsi Henan, China. Sayangnya, ketika berusia 19 tahun (tahun 1996), ia mengalami kecelakaan mobil. Akibatnya, lengan kanannya harus diamputasi. Kemudian, kekasihnya pergi meninggalkannya. Betapa bingung dan kecewanya Ma Li. Ia sempat mengurung diri di rumahnya selama berbulan-bulan. Namun, dukungan orangtua menguatkannya. Perlahan tapi pasti, ia melanjutkan hidupnya. Ia segera belajar melakukan, mengurus diri dan rumahnya dengan satu lengan. Beberapa bulan kemudian, dia sudah membuka usaha dengan mendirikan satu buah toko buku kecil.

Pada tahun 2001, Ma Li kembali ke dunia tari yang dicintainya. Ini hal yang sulit, karena dengan hanya satu lengan, ia kurang bisa menjaga keseimbangan tubuhnya - khususnya ketika melakukan gerakan berputar. Namun Ma Li tidak putus asa. Ia terus berusaha, hingga akhirnya ia bisa menyabet medali emas pada kompetisi tari khusus untuk orang-orang yang memiliki kekurangan pada fisiknya. Menurut Ma Li, di kompetisi itu, selain mendapatkan prestasi, ia juga mendapatkan dukungan dari orang-orang yang senasib dengannya. Dari situlah, ia mendapatkan dorongan motivasi dan rasa percaya diri yang lebih besar.

Pada 2002, seorang laki-laki bernama Tao Li jatuh cinta pada Ma Li. Tapi, Ma Li meninggalkannya, karena khawatir kejadian masa lalu yang menyakitkan terulang kembali. Tao Li bukan pemuda yang mudah putus asa. Ia mencari Ma Li hingga ke Beijing, tempatnya meniti karir sebagai penari. Ketika bertemu kembali, pasangan ini tidak terpisahkan lagi. Ma Li dan Tao Li sempat jatuh bangkrut saat virus SARS menyerang China (November 2002 hingga Juli 2003). Sebab, pada masa itu, semua gedung teater/seni ditutup. Namun mereka tetap berjuang dan bangkit kembali. Setelah serangan virus SARS mereda, Tao Li mendapat izin resmi untuk menjadi agen Ma Li.

Sambil berusaha mengembangkan diri dan usaha, kedua insan ini bekerja sambilan sebagai pemeran figuran di berbagai lokasi syuting drama. Nah, pada suatu malam bersalju, keduanya pulang larut malam dan harus menghabiskan banyak waktu, untuk menunggu bus yang datang pada pagi hari. Agar tidak terlalu kedinginan, keduanya menari. Pada saat inilah, Tao Li mendapatkan ide untuk menciptakan tarian yang indah dan unik, tarian yang khas Ma Li. Ma Li setuju, dan mulai saat itu mereka mencari seorang penari pria (untuk menjadi pasangan menari Ma li) dan koreografer.

- Kisah Zhai Xiao Wei -

Pada umur 4 tahun, Zhai Xiao Wei sedang asyik bermain. Ia lalu mencoba memanjat sebuah traktor, lalu... terjatuh. Karena cedera berat, kaki kirinya harus diamputasi. Beberapa saat sebelum diamputasi, ayah Xiao Wei kecil bertanya pada putranya, "Apakah kamu takut?". "Tidak", jawab Xiao Wei. Ia kurang memahami arti amputasi. "Kamu akan banyak mengalami tantangan dan kesulitan", kata sang ayah. "Apakah itu tantangan dan kesulitan? Apakah rasanya enak?", tanya Xiao Wei. Ayahnya mulai menangis. "Ya..., rasanya seperti permen kesukaanmu", katanya. "Kamu hanya perlu memakannya satu persatu." Setelah itu, sang ayah berlari keluar ruangan. Berkat dukungan orangtua dan lingkungannya, Xiao Wei tumbuh menjadi anak yang sangat optimis, periang dan bersemangat. Kemudian, ia menjadi seorang atlet. Xiao Wei aktif di cabang olahraga lompat tinggi, lompat jauh, renang, menyelam dan balap sepeda.


- Kisah Pertemuan Ma Li dan Zhai Xiao Wei -

Pertemuan itu terjadi pada bulan September 2005. Saat itu, Xiao Wei (21 tahun) sedang berlatih, agar bisa tampil di kejuaraan balap sepeda nasional. Ma Li melihatnya dan merasa dialah partner menari yang cocok untuknya. Ma Li berlari ke arah Xia Wei dan mengajukan berbagai pertanyaan. "Apakah kamu suka menari?" Itulah pertanyaan pertama Ma Li. Xiao Wei terkejut sekali. Bagaimana mungkin dia, yang hanya punya satu kaki, melakukan kegiatan seperti menari? Selain itu, Xiao Wei mengira, bahwa Ma Li adalah perempuan bertubuh normal. Hal ini bisa dimaklumi, mengingat saat itu Ma Li mengenakan lengan palsu dan pakaian khusus untuk menutupi cacat tubuhnya. "Siapa nama kamu? Berapa nomor telepon kamu? Tinggal di mana?", begitulah selanjutnya pertanyaan-pertanyaan Ma Li. Xiao Wei diam saja - tidak menjawab sepatah kata pun. Maka, Ma Li memberikan selembar tiket pertunjukan tari kepada pria itu. Tawaran itu diterima.

Dua hari kemudian, Xiao Wei berdiri terpesona di gedung pertunjukan tari. Ia terkesan sekali dengan tarian yang dipersembahkan Ma Li. Akhirnya, ia setuju untuk menari balet bersama. Untuk itu, ia rela pindah ke Beijing untuk berlatih bersama Ma Li. Selanjutnya, mereka latihan tiap hari, dari jam 8 pagi hingga 11 malam. Mulai dari melatih mimik wajah di depan cermin hingga gerakan-gerakan tari. Keduanya harus melalui masa-masa sulit, karena sebelumnya Xiao Wei tidak pernah menari. Sementara Ma Li sendiri, adalah seorang penari yang perfeksionis. Tahukah Anda, untuk mendapatkan gerakan "jatuh" yang tepat, Ma Li sampai rela dijatuhkan lebih dari 1.000 kali. Pada hari pertama berlatih "jatuh", gerakan benar yang pertama baru bisa dilakukan pada pukul 8 malam.

Apa yang terjadi berikutnya, Anda tentu sudah mengetahuinya! Pada April 2007, mereka menyabet medali perak pada lomba tari "4th CCTV National Dance Competition" (saksikan videonya di AW Inspirational Video). Pasangan Ma Li - Zhai Xiao Wei menjadi terkenal. Tarian "Hand in Hand" menjadi inspirasi bagi banyak orang. Apabila mau belajar dan berusaha mengatasi kekurangan yang ada pada diri kita dan dengan tekun mengembangkan potensi diri, kita semua pasti mampu menjadi pemenang yang sesungguhnya!



Sumber : i can learning community

Untuk Semua yg Merasa Terlahir dari Rahim Seorang IBU


Untuk kita semua yg selama ini sudah merasa BERBAKTI atau yg belum merasa BERBAKTI kepada Orang Tua, khususnya kepada Ibunda kita tercinta & termulia... mari kita simak kisah berikut ini...

Suatu sore, seorang anak menghampiri ibunya yg sedang memasak. Anak kecil yg polos itu menyerahkan selembar kertas pada Sang Ibu.

"Ada apa Nak?" tanya Sang Ibu.
"Aku ingin menyampaikan tagihan ini buat Ibu..." kata si Anak dengan polosnya.
"Hah? Tagihan apa?" Sang Ibu kembali bertanya sambil setengah tertawa. Akhirnya diterimalah secarik kertas dari Si Anak.
"Ya, ini tagihan dari aku buat Ibu..." Si Anak menegaskan.

Beginilah bunyi "Surat Tagihan Si Anak" itu:
- Memotong rumput Rp. 5000
- Membersihkan kamar tidur minggu ini Rp. 5000
- Pergi ke toko disuruh ibu Rp. 3000
- Menjaga adik waktu ibu belanja Rp. 5000
- Membuang sampah Rp. 1000
- Belajar & mendapat Niilai bagus Rp. 10.000
- Membersihkan dan menyapu halaman Rp. 3000

Tagihan untuk ibu adalah Rp. 32.000

Sang ibu memandangi anaknya dengan penuh harap. Berbagai kenangan terlintas dalam benak sang ibu. Wajahnnya tetap tersenyum dengan kasih sayangnya. Dia merasa geli, pengen ketawa melihat kelakuan Anaknya itu. Lalu ia mengambil pulpen, membalikkan kertasnya.

Dan inilah yang ia tuliskan:

Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, GRATIS
Untuk semua malam ibu menemani kamu, GRATIS
Untuk membawamu ke dokter dan mengobati saat kamu sakit, serta mendoakan kamu, GRATIS
Untuk semua susah & air mata saat mengurus kamu, GRATIS
Untuk semua mainan, makanan, dan baju, GRATIS

Anakku… dan kalau kamu menjumlahkan semuanya, akan kau dapati bahwa harga KASIH SAYANG ibu adalah GRATIS

Seusai membaca apa yang ditulis ibunya, sang Anak pun berlinang air mata dan menatap wajah ibunya, dan berkata: “Bu, aku sayang sama ibu... maafkan aku ya, Bu...” ia kemudian mendekap ibunya.
Sang ibu tersenyum sambil mencium rambut buah hatinya. ”Ibu juga sayang banget sama kamu nak” kata sang ibu.

Kemudian sang anak mengambil pulpen dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar sambil diperhatikan sang ibu. Kali ini Si Anak menuliskan kata: “LUNAS”

Sang Ibu pun tertawa sambil berlinang air mata bahagia, dan kemudian memeluk kembali Si Anak dengan segenap Kasih Sayangnya...

Bai Fang Li



Sahabat, maaf sebelumnya kalau pernah ada yang baca tentang Bai Fang Li. Seorang yang istimewa. Istimewa bukan karena dudukan dan harta, istimewa bukan karena kemewahan dan jabatannya. Namun istimewa karena apa yang ada di hatinya, yaitu kedermawanan.

Tentu kita kenal dengan Oprah Winfrey. Jika dia menyumbang ratusan dan ribuan dolar, tentu kita kagum namun tidaklah terkejut. Mungkin juga rajanya microsoft, Bill Gates yang mendermakan jutaan dolar, kita juga barangkali menganggap hal hebat yang biasa saja. Namun saat kita diperlihatkan kedermawanan dari orang yang dalam kesusahan, itu adalah hal yang tentunya mengetuk hati kita. Berikut adalah cerita tentang Bai Fang Li. File ini telah ada di komputer saya sejak lama. Tidak ada salahnya saya bagikan kepada sahabat..

BAI FANG LI adalah seorang tukang becak. Seluruh hidupnya dihabiskankan di atas sadel becaknya, mengayuh dan mengayuh untuk memberi jasanya kepada orang yang naik becaknya. Mengantarkan kemana saja pelanggannya menginginkannya, dengan imbalan uang sekedarnya.

Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk ukuran becaknya atau orang-orang yang menggunakan jasanya. Tetapi semangatnya luar biasa untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitasnya untuk bersekutu dengan Tuhan. Dia melalang dijalanan, di atas becaknya untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri kerja kerasnya setelah jam delapan malam.

Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya. Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak orang yang menggunakan jasanya membayar lebih. Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil malah tergolong ringkih itu dengan nafas yang ngos-ngosan (apalagi kalau jalanan mulai menanjak) dan keringat bercucuran berusaha mengayuh becak tuanya.

Bai Fang Li tinggal disebuah gubuk reot yang nyaris sudah mau rubuh, di daerah yang tergolong kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek dipojok-pojoknya, tempat dimana ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak.

Gubuk itu hanya merupakan satu ruang kecil dimana ia biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, diruang itu juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, diruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal. Ada sebuah piring seng comel yang mungkin diambilnya dari tempat sampah dimana biasa ia makan, ada sebuah tempat minum dari kaleng. Di pojok ruangan tergantung sebuah lampu templok minyak tanah, lampu yang biasa dinyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk tua itu bila malam telah menjelang.

Bai Fang Li tinggal sendirian digubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang. Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka menolong.Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan.

Dari penghasilan yang diperolehnya selama seharian mengayuh becaknya, sebenarnya ia mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya disumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin. Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada.

Hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja. Tubuh kecil itu nampak sempoyongan mengendong beban berat dipundaknya, namun terus dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar dimukanya, ia menyambut upah beberapa uang recehan yang diberikan oleh ibu itu, dan dengan wajah menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia mengucapkan syukur pada Tuhan untuk rezeki yang diperolehnya hari itu.

Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ketempat sampah, mengais-ngais sampah, dan waktu menemukan sepotong roti kecil yang kotor, ia bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu kemulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah itu makanan dari surga.

Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu, dan berbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu tak membeli makanan untuk dirinya, padahal uang yang diperolehnya cukup banyak, dan tak akan habis bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana.

“Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya….” jawab anak itu.

“Orang tuamu dimana…?” tanya Bai Fang Li.

“Saya tidak tahu…., ayah ibu saya pemulung…. Tapi sejak sebulan lalu setelah mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari makan untuk saya dan dua adik saya yang masih kecil…” sahut anak itu.

Bai Fang Li minta anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li semakin merintih melihat kedua adik Wang Fing, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan 4 tahun. Kedua anak perempuan itu nampak menyedihkan sekali, kurus, kotor dengan pakaian yang compang camping.

Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu tidak terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah, jangankan untuk mengurus orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan.

Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan itu Bai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar mereka mendapatkan makanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan pendidikan yang layak.

Sejak saat itulah Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam delapan malam dengan penuh semangat untuk mendapatkan uang. Dan seluruh uang penghasilannya setelah dipotong sewa gubuknya dan pembeli dua potong kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan malamnya, seluruhnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya yang kekurangan.

Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, ditengah kesederhanaan dan keterbatasan dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk dikenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Mhmmm… tapi masih cukup bagus… gumannya senang.

Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa perduli dengan cuaca yang silih berganti, ditengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh kurusnya.

“Tidak apa-apa saya menderita, yang penting biarlah anak-anak yang miskin itu dapat makanan yang layak dan dapat bersekolah. Dan saya bahagia melakukan semua ini…,” katanya bila orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa perduli dengan dirinya sendiri.

Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu. Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu rupiah) yang disimpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua.

Bai Fang Li berkata, “Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan……” katanya dengan sendu. Semua guru di sekolah itu menangis……..

Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan. Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya uang sebesar RMB 350.000 ( setara 470 juta rupiah) yang dia berikan kepada Yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin.

Foto terakhir yang orang punya mengenai dirinya adalah sebuah foto dirinya yang bertuliskan ” Sebuah Cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar biasa”.

Sumber : Resensi.net

Sabtu, 17 Desember 2011

Keseimbangan hidup


Dikisahkan, suatu hari ada seorang anak muda yang tengah menanjak karirnya tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering mengomel karena merasa keluarga tidak lagi mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari si suami. Orang tua dan keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi dirinya sendiri.

Hingga suatu hari, karena ada masalah, si pemuda harus mendatangi salah seorang petinggi perusahaan di rumahnya. Setibanya di sana, dia sempat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah.

"Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapak selesaikan," seru tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri dan bertanya, "Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?"

Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah, "Anak muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkok susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari".

Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkok susu tidak tumpah sedikit pun. Si bapak bertanya, "Anak muda. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?"

Sambil tersipu malu, si pemuda menjawab, "Maaf Pak, saya belum melihat apa pun karena konsentrasi saya pada mangkok susu ini. Baiklah, saya akan pergi melihatnya."

Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum dia berkata, "Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman." tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkok yang hampir habis.
Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si pemuda berkata, "Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua".

"Hahaha! Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka rumahku yang indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan harmonis".

Seketika itu si pemuda tersenyum gembira, "Terima kasih, Pak. Tidak diduga saya telah menemukan jawaban kegelisahan saya selama ini. Sekarang saya tahu, kenapa orang-orang menjuluki Bapak sebagai orang yang bijak dan baik hati".

Dapat membuat kehidupan seimbang tentu akan mendatangkan keharmonisan dan kebahagiaan. Namun bisa membuat kehidupan menjadi seimbang, itulah yang tidak mudah.
Saya kira, kita membutuhkan proses pematangan pikiran dan mental. Butuh pengorbanan, perjuangan, dan pembelajaran terus menerus. Dan yang pasti, untuk menjaga supaya tetap bisa hidup seimbang dan harmonis, ini bukan urusan 1 atau 2 bulan, bukan masalah 5 tahun atau 10 tahun, tetapi kita butuh selama hidup. Selamat berjuang!
Sumber : andriewongso.com

Kisah tukang Cukur - tidak Percaya Adanya Tuhan


Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk
memotong rambut dan merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.

Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik
pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang TUHAN.

Si tukang cukur bilang, ”Saya tidak percaya kalau TUHAN itu ada ”. “Kenapa kamu berkata begitu ?” tanya si konsumen.
“Begini, coba kamu perhatikan di depan sana, di jalanan …. untuk menyadari bahwa TUHAN itu tidak ada ”. “Katakan kepadaku, jika TUHAN itu ada. Adakah yang sakit? Adakah
anak-anak terlantar? Adakah yang hidupnya susah ?”.

“Jika TUHAN ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan ”.

“Saya tidak dapat membayangkan TUHAN Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi ”.

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon apa yang dikatakan si tukang cukur tadi,
karena dia tidak ingin terlibat adu pendapat.

Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.

Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (Jawa : mlungker-mlungker – Red), kotor dan brewok, tidak pernah dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur tadi dan berkata :
“Kamu tahu, sebenarnya di dunia ini TIDAK ADA TUKANG CUKUR.. !”

Si tukang cukur tidak terima, dia bertanya : “Kamu kok bisa bilang begitu ?” . “Saya tukang cukur dan saya ada di sini. Dan barusan saya mencukurmu !”

“Tidak !” elak si konsumen. “Tukang cukur itu TIDAK ADA! Sebab jika tukang cukur itu ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti
orang yang di luar sana ”, si konsumen menambahkan.

“Ah tidak, tapi tukang cukur itu tetap ada !”, sanggah si tukang cukur. “Apa yang kamu lihat itu adalah SALAH MEREKA SENDIRI, mengapa mereka tidak datang kepada saya
untuk mencukur dan merapikan rambutnya ?” , jawab si tukang cukur membela diri.

“COCOK, SAYA SETUJU.. !” kata si konsumen.
“Itulah point utamanya!.. Sama dengan TUHAN.

“Maksud kamu bagaimana ?” , tanya si tukang cukur tidak mengerti.

Sebenarnya TUHAN ITU ADA ! Tapi apa yang terjadi sekarang ini.?
Mengapa orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU mencari-NYA..?
Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini. ”

Si tukang cukur terbengong!!!! Dalam hati dia berkata : “Benar juga apa kata dia mengapa aku tidak mau datang kepada TUHANKU, untuk beribadah dan berdoa, memohon
agar dihindarkan dari segala kesusahan dalam hidup ini.. ?”


Sumber:Berbagai Sumber

Kisah Bocah Dengan Pohon Apel

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.
Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.
Waktu terus berlalu, anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku.", pinta pohon apel itu.
"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi.", jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya." Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang, tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan
menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli
mainan kegemaranmu." Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu
memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi.

Pohon apel itu kembali sedih. Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi.", kata pohon apel. "Aku tak punya waktu,",jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?". "Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah, tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu.", kata pohon apel.
Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan
ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih. Pada suatu musim panas, anak
lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita
menyambutnya. "Ayo bermain- main lagi denganku.", kata pohon apel. "Aku sedih.", kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk
pesiar?" "Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang- senanglah." Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi
datang menemui pohon apel itu.
Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. "Maaf anakku", kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu."
"Tak apa, aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu.", jawab anak lelaki itu. "Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat.", kata pohon apel. "Sekarang aku juga sudah terlalu tua untuk itu.",
jawab anak lelaki itu. "Aku benar- benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat
ini.", kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata. "Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,", kata anak lelaki. "Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu." "Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat.
Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang." Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu pun sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya. Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh
besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita. -Berbagai sumber



Tidak Seperti Yang Terlihat

Dua orang malaikat berkunjung ke rumah sebuah keluarga kaya. Keluarga itu sangat kasar dan tidak mengijinkan kedua malaikat itu bermalam di ruang tamu yang ada di rumahnya. Malaikat tersebut ditempatkan pada sebuah kamar berukuran kecil yang ada di basement. Ketika malaikat itu hendak tidur, malaikat yg lebih tua melihat bahwa dinding basement itu retak. Kemudian malaikat itu memperbaikinya sehingga retak pada dinding basement itu lenyap. Ketika malaikat yg lebih muda bertanya mengapa ia melakukan hal itu, malaikat yg lebih tua menjawab: “Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya”.

Malam berikutnya, kedua malaikat itu beristirahat di rumah seorang petani dan istrinya yang miskin tetapi sangat ramah. Setelah membagi sedikit makanan yang ia punyai,petani itu mempersilahkan kedua malaikat untuk tidur di atas tempat tidurnya.

Ketika matahari terbit keesokan harinya, malaikat menemukan bahwa petani itu dan istrinya sedang menangis sedih karena sapi mereka yang merupakan sumber pendapatan satu-satunya bagi mereka terbaring mati. Malaikat yg lebih muda merasa geram. Ia bertanya kepada malaikat yg lebih tua: “Mengapa kau membiarkan hal ini terjadi? Keluarga yg pertama memiliki segalanya, tapi engkau menolong menambalkan dindingnya yg retak. Keluarga ini hanya memiliki sedikit tetapi walaupundemikian mereka bersedia membaginya dengan kita.

Mengapa engkau membiarkan sapinya mati ?” Malaikat yg lebih tua menjawab: “Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya.” “Ketika kita bermalam di basement, aku melihat ada emas tersimpan di lubang dalam dinding itu. Karena pemilik rumah sangat tamak dan tidak bersedia membagi hartanya, aku menutup dinding itu agar ia tidak menemukan emas itu.” “Tadi malam ketika kita tidur di ranjang petani ini,malaikat maut datang untuk mengambil nyawa istrinya. Aku memberikan sapinya agar malaikat maut tidak jadi mengambil istrinya.” “Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya.”

Kadang-kadang itulah yang kita rasakan ketika kita berpikir bahwa sesuatu tidak seharusnya terjadi. Jika kita punya iman, kita hanya perlu percaya sepenuhnya bahwa semua hal yang terjadi adalah demi kebaikan kita. Kita mungkin tidak menyadari hal itu sampai saatnya tiba.



sumber:ibujempol.com



Biarkan mereka, tapi bukan kita

Biarkan orang lain menjalani kehidupan yang kecil, tetapi bukan Kita
Biarkan orang lain berdebat tentang hal-hal kecil, tetapi bukan Kita
Biarkan orang lain mengeluh atas apa yang mungkin terjadi, tetapi bukan Kita
Biarkan orang lain menangisi kecil sakit, biarkan mereka putus asa, biarkan mereka menjadi dendam dan ingin membalas dendam, tetapi bukan Kita

Biarkan orang lain meninggalkan masa depan mereka, dan menanggalkannya di tangan orang lain, biarkan mereka menjadi materialistis dan sombong, tetapi bukan Kita

Biarkan orang lain tidak bersyukur dan berhenti berdoa, tapi kita tidak! Biarkan orang lain menyerah, tetapi bukan Kita! Sekali lagi bukan Kita. Sebab disini Kita tahu, siapa yang percaya dan yakin akan sesuatu, maka dia akan mampu.




Download - Kategori

                                             

Jumat, 16 Desember 2011

Kamis, 15 Desember 2011

Cara Efektif Membangkitkan Kecerdasan Spiritual dalam diri


Kecerdasan emosional memang membuat orang lebih mudah mencapai sukses dalam hidup. Tapi untuk menemukan kebahagiaan dan makna dari kehidupan, diperlukan kecerdasan spiritual.
.....

Awal juni lalu, kita dikejutkan oleh peristiwa tragis yang terjadi di Bandung. Seorang wanita yang dikenal sholeh, berpendidikan tinggi, sanggup membunuh 3 anaknya sendiri dalam waktu 24 jam. Bagaimana mungkin seorang wanita yang taat beragama bisa melakukan hal seperti itu? Apalagi kemudian terungkap alasan dari tindakannya itu. Katanya, ia membunuh anak-anaknya justru karena sangat menyayangi anak-anaknya dan takul tidak mampu rnenjadi ibu yang baik.

Menurut DR Jalaluddin Rakhmat MSc, itu bisa terjadi karena dia tidak bahagia. Kalau meminjam istilahnya Tony Buzan, pakar tentang otak manusia dari Amerika, kemampuan seseorang untuk berbahagia dalam segala situasi berhubungan dengan kecerdasan spiritualnya. Seseorang yang dikatakan taat beragama belum tentu cerdas secara spiritual. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan kecerdasan spiritual? Dan apa bedanya dengan kecerdasan emosional?

Bedanya Kecerdasan Emosional dan Spiritual

Pada awalnya, orang hanya mengenal kecerdasan iritelektual, kemudian muncul kecerdasan emosional dan kini kecerdasan spiritual. Menurut DR Jalaluddin Rakhmat MSc, seorang psikolog, kecerdasan emosional (emotional intelligent) dipopulerkan Daniel Coleman meskipun dia bukan penemunya. Psikolog Howard Gardner adalah orang yang pertama menemukan sejenis kecerdasan untuk bisa memaharni orang-orang lain, dan disebutnya sebagai kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligent).

Oleh Daniel Coleman, selelah sepakat dengan penelili-peneliti lain, kecerdasan interpersonal itu disebutnya kecerdasan emosional. Pada intinya, kecerdasan emosional adalah kemampuan orang untuk memahami orang-orang di sekitamya, berinteraksi untuk mengembangkan empati, simpati, dan untuk bisa bekerjasama.

Sedangkan Howard Gardner merumuskan delapan kecerdasan majemuk, yaitu kecerdasan musikal, kinestetik (kemampuan menari), visual (kemampuan menggambar, mengekspresikan sesuatu dalam bentuk lukisan), logis matematis, interpersonal (personal), intrapersonal (berpikir refleksi), linguistik (menggunakan bahasa), dan naturalistik. Tapi Gardner tidak memasukkan kecerdasan spiritual karena katanya kecerdasan spiritual itu tidak punya tempat di dalam otak kita seperti kecerdasan yang lain.

Tapi belakangan kecerdasan spiritual itu menurut penelitian-penelitian di bidang neurologi (ilrnu tentang syaraf) justru punya tempat di dalam otak. |adi ada bagian dari otak kita dengan kemampuan untuk mengalami pengalaman-pengalaman spiritual, untuk melihat Tuhan. Dalam hal ini maksudnya adalah menyadari kehadiran Tuhan di sekitar kita dan untuk memberi makna dalam kehidupan. jadi ciri orang yang cerdas secara spiritual di antaranya adalah bisa memberi makna dalam kehidupannya.

Sedangkan ciri umum orang yang cerdas secara emosional yaitu sukses dalam kehidupan, sukses dalam pekerjaan, mampu bekerjasama dengan orang lain, mampu mengendalikan emosi. Dia juga biasanya pintar menarik hati orang lain, bisa memahami sifat setiap orang dengan tepat, biasanya juga hafal nama-nama orang yang dikenalnya dan mengetahui kesenangan dan ketidaksukaan orang itu. Orang yang cerdas secara emosional itu dalam tingkat yang negatif bisa memanipulasi orang tapi dalam tingkat yang positif bisa menjadi pemimpin yang baik.

Cerdas Spiritual Beda Dengan Sikap Religius

Sayangnya, masih menurut DR jalaluddin Rakhmat, di Indonesia kecerdasan spiritual lebih sering diartikan rajin salat, rajin beribadah, rajin ke masjid, pokoknya yang menyangkut agama. Jadi kecerdasan spiritual dipahami secara keliru. Padahal kecerdasan spiritual itu kemampuan orang untuk memberi makna dalam kehidupan. Ada juga orang yang mengartikan kecerdasan spiritual itusebagai kemampuan untuk tetap bahagia dalam situasi apapun tanpa tergantung kepada situasinya.

Mengutip Tony Buzan, pakar mengenai otak dari Amerika, DR jalaluddin Rakhmat menyebutkan bahw ciri orang yang cerdas spiritual itu di antaranya adalah senang berbuat baik, senang menolong orang lain, telah menemukan tujuan hidupnya, jadi merasa rnemikul sebuah misi yang mulia kemudian merasa terhubung dengan sumber kekuatan di alam semesta (Tuhan atau apapun yang diyakini, kekuatan alam semesta misalnya), dan punya sense of humor yang baik. Di Amerika, pelatihan-pelatihan kecerdasan spiritual ditujukan untuk itu, yaitu melatih orang memilih kebahagiaan di dalam hidup.

Penelitian itu dilanjutkan sampai muncul aliran di dalam psikologi yang membuat terapi baru. Dulu kalau ada orang depresi diobati dengan obat anti depresi seperti prozak, sekarang cukup disuruh beramal, menolong orang lain, ternyata terjadi perbaikan. Dengan menolong dan beramal, dia menemukan bahwa hidupnya bermakna, dan itu namanya kecerdasan spiritual, jadi orang yang cerdas spiritual itu bukan yang paling rajin salatnya, tapi yang senang membantu orang lain, mempunyai kemampuan empati yang tinggi, juga terhadap penderitaan orang lain, dan bisa memilih kebahagiaan dalam hidupnya.

Di Indonesia buku Kecerdasan Spiritual yang pertama ditulis oleh Danah Zohar. Saya memberikan kata pengantar disitu sekaligus mengkritik Danah Zohar, tapi ada juga yang tidak saya kritik yaitu kata-kata Danah Zohar bahwa bisa saja seorang ateis malah memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi. Banyak orang menjadi ateis itu bukan karena argumentasi rasional tapi karena tingkah laku para pemeluk agama yang mengecewakan mereka misalnya melihat orang-orang beragama yang tidak bisa menghargai perbedaan pendapat, merasa dirinya paling benar, dan suka menghakimi orang lain.”

“jadi ada orang yang tidak mempersoalkan Tuhan, yang penting bisa berbuat baik kepada orang banyak. Ini ciri orang yang cerdas spiritual juga. Sekarang baru terbukti secara psikologis bahwa banyak menolong orang itu membuat bahagia. Mengapa? Karena dengan begitu kita jadi menemukan misi hidup.” Demikian penjelasan DR |alaluddin Rakhmat.

Kecerdasan Spiritual Bisa Dilatih

Kini pelatihan untuk meningkatkan kecerdasan spiritual semakin mudah ditemukan (lihat boks “Cara praktis cerdas spiritual” dan “Cerdas emosi dan spiritual lewat sembilan jalan”). Masih menurut DR Jalaluddin Rakhmat, mengikuti training bisa saja membantu mempengaruhi kecerdasan spiritual selama konsepnya benar. Keberhasilan seseorang belajar lewat training dapat dilihat jika setelah mengikuti training hidupnya berubah menjadi positif yang tadinya depresi atau menderita kecemasan, ketakutan pada masa depan, kebingungan, lalu menjadi bahagia.

Cara Praktis Cerdas Spiritual

Menurut Erbe Sentanu dari Katahati Institute, kecerdasan spiritual itu mempunyai banyak konsep, kiat, dan caranya. “Saya sendiri selalu melihat ke sisi pragmatis dan empirisnya,” katanya. Orang yang cerdas secara spiritual itu bagaimana sih rasanya? Otak dan tubuhnya beroperasi seperti apa?

“Buat saya cerdas secara spiritual atau dekat dengan Tuhan itu harus dibuktikan dengan berada di zona ikhlas yang mensyaratkan tiga hal, yaitu gelornbang otaknya harus lebih banyak dalam posisi Alfa dan Tetha, kemudian sistem perkabelan otaknya (neuropeptide) serasi dan memunculkan perasaan tertentu kepada Tuhan, lalu tubuhnya harus cukup mengandung hormon serotonin, endorfin, dan melantonin dalam komposisi yang pas. Dalam kondisi itu, maka dengan sendirinya ciri-ciri kecerdasan spiritual akan muncul.”

“Tanpa ketiga syarat itu, agak sulit dipercaya. Misalnya seseorang mengaku dekat dengan Tuhan tapi hormon di tubuhnya dominan kortisol, yaitu hormon yang muncul pada saat orang stres, bagaimana mungkin? Seseorang yang dekat dengan Tuhan mestinya lebih banyak berada dalam kondisi khusyuk, kondisi rileks, dan hormon di tubuhnya pasti hormon yang bagus seperti hormon DHEA, serotonin, endorfin, dan melantonin”.

Mempelajari kecerdasan spiritual tidak bisa begitu saja lewat buku, karena hasilnya hanyalah pemahaman kecerdasan spiritual lewat logika, apalagi kalau membacanya sambil stres. Akan lebih efektif jika menggunakar brainwave technology, yaitu dengan mendengarkan CD musik yang berfungsi rnenarik gelornbang otak ke Alfa-Theta selama 20 menit pada pagi dan petang hari.

Kita juga bisa melatih kecerdasan spiritual lewat puasa dengan syarat puasa tersebut dijalankan dengan benar. Karena puasa bisa menurunkan gelornbang otak dari Beta ke Alfa-Theta sehingga rnembuat orang lebih sabar dan memunculkan keinginan untuk berbuat baik. Kalau itu berlanjut hingga 10 hari maka otaknya akan stabil beroperasi di Alfa-Theta. ” “Kalau hal itu bisa berlanjut hingga 20 hari, maka hormon-hormon yang baik dan menenangkan akan diproduksi oleh tubuh. Saat itu dia akan melihat hidup ini dengan cara lain, menjadi mudah bersyukur, mudah rnerasa terharu.”

” Memunculkan perasaan mudah bersyukur itu penting sekali karena rasa syukur bisa diartikan sebagai kemampuan menikmati hidup ini apapun kondisinya, sehingga susah atau senang rasanya tetap nikmat. Rasa syukur yang benar, dalam arti betul-betul menghayati nikmatnya hidup, juga sangat membantu memunculkan kecerdasan spiritual. (N)


Memperkaya Sisi Spiritual Lewat Pelatihan

Rizal Pingai (karyawan swasta)

“Saya sudah sering mengikuti pelatihan, diantaranya ESQ. Holistik Alwan Nasution, juga Neurolog Wiwoho,” tutur Rizal Tingai. “Menurut saya, setiap pelatihan selalu memberikan nilai tambah dalam perkembangan jiwa. Tapi jawaban dari apa yang saya cari selama 32 tahun baru saya ternukan setelah mengikuti pelatihan di Katahati Institute,” sambungnya.

“Tadinya saya termasuk orang dengan temperamen tinggi, tapi kini saya berubah. Dulu saya stres menghadapi kemacetan, sekarang bisa ikhlas dan bisa berpikir barangkali setiap orang memang punya tujuan yang sama. Selain itu, kalau dulu setiap berdoa saya terus saja meminta tapi lupa bersyukur, kini setiap berdoa selalu diawali dengan mensyukuri semua yang diberikan Tuhan. Dengan anak-anak pun saya lebih sabar dan pengertian. Saya pernah minta maaf kepada anak saya karena merasa salah, padahal dulu itu sesuatu yang sulit dilakukan.”

“Dalam hidup, kita cenderung lebih banyak menggunakan otak. Padahal dengan perasaan dan keikhasan kita justru bisa menghasilkan loncatan-loncatan dalam kehidupan. Bermirnpi ketika tidur itu biasa, yang tidak biasa adalah bermimpi di alam sadar. Karena setiap orang harus punya imajinasi untuk diwujudkan, jadi kita perlu melakukan improvisasi dan inovasi terus menerus,” ujarnya lagi.


Doddy Nasution (asisten manager purchasing sebuah perusahaan asing)

“Pengalaman saya selelah mengikuti berbagai pelatihan, ternyata bahwa pelatihan yang membuat orang menangis itu efeknya hanya dalam jangka pendek,” tutur Doddy. “Pada saat pelatihan memang rasanya lega, karena kita memang butuh pelepasan masalah-masalah hidup. Tapi setelah di rumah semua masalah itu kembali lagi. Jadi rasanya hanya sesaat lari dari kenyataan saja, ” lanjutnya.

“Saya lebih cocok dengan solusi yang diberikan kang Jallal (DR Jalaluddin Rakhmat - Red), yaitu dengan membantu orang lain. Beramal baik itu meringankan perasaan. Bukan berarti masalah kita lalu selesai, tapi masalah kita itu menjadi terasa ringan dengan menolong orang tanpa rnemandang agama, suku, ras. Pokoknya kepada semua mahluk Tuhan tanpa pilih-pilih.”

“Dengan berkhidmat kepada sesama seperti itu ternyata membuat kita lebih kuat, meringankan derita, dan lebih cepat mengantarkan kita pada kecerdasan spiritual yang lebih tinggi. Dengan begitu, kita menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan Tuhan pun akhirnya rnemudahkan urusan-urusan kita,” begitu pendapat Doddy Nasution.

Abi (wiraswasta)

“Sejak dulu saya memang senang membaca buku-buku psikologi, dan suka mengikuti seminar-seminar motivasi seperti seminarnya Anthony Robbins, juga pelatihan-pelatihan. Yang saya rasakan, pengaruh semua bacaan, seminar, dan pelatihan itu biasanya hanya bertahan selama 2 bulan,” tutur Abi.

“Tapi sejak mengikuti pelatihan di Katahati, pikiran saya rasanya seperti diset ulang dengan brainwave technology sehingga terjadi perubahan paradigma dan cara saya dalam rnemandang segala sesuatu. Rasanya saya jadi lebih fokus dalam menghadapi masalah dan bisa tenang. Emosi pun terkontrol dengan baik, saya tak lagi mudah marah dan tersinggung. Di jalanan yang rnacet, kaiau biasanya merasa mendongkol, kini malah bisa menikmati kemacetan,” tutur Abi.

“Masalah itu kalau dinikmati ternyata bisa menjadi ringan; kalau diterima dengan ikhlas dan senyuman, bisa lebih mudah selesai. Kini karena hati saya bisa menerima segala keadaan, maka tak ada amarah, tak ada perasaan atau tindakan negatif. Sangat luar biasa. Salat menjadi lebih khusyuk, berdzikir pun enak. Kata sekretaris di kantor, sekarang saya juga menjadi lebih sering tersenyum,” demikian Abi.

Iranti Emingpradja (artis, presenter, penulis)

“Mengerti kecerdasan spiritual lewat rasio itu mudah, tapi untuk betul-betul menyadarinya dan mengamalkannya itu susah, ” demikian komentar Irianti Erningpradja. “Buku pertama yang saya tulis adalah tentang kecerdasan spiritual (judulnya Kebiasaan sehari-hari untuk meningkatkan kecerdasan spiritual) Jadi saya sudah lama tahu bahwa ciri orang yang kecerdasan spiritualnya tinggi itu diantaranya mudah memaafkan, jujur, sabar, tidak mudah tersinggung, kreatif, terbuka, spontan, memahami jati diri, memiliki misi hidup,dll. Tapi untuk bisa terus menerus mempraktikkan semua itu ternyata tidak mudah,” sambungnya.

“Sebenarnya saya sudah sering mengikuti pelatihan, tapi setelah mengikuti pelatihan di Katahati Institute, barulah saya sadar bagaimana caranya supaya cerdas spiritual,” katanya. “Dengan cara connect ke dalam hati, semua karakteristik yang harus dimiliki tersebut ternyata bisa muncul sendiri dari dalam dan lebih mudah dipraktikkan. Jadi bukan lagi berupa hafalan atau teori saja. Kuncinya ternyata satu hal itu, consult your heart.”

“Namun setelah itu bukan berarti lalu semuanya selesai karena manusia tetap harus lerus tumbuh. Manusia adalah spirit yang sifatnya tak terbatas. Dengan terus browsing lewat hati, kita bisa terus menemukan pemahaman yang tidak pernah berhenti.” lanjutnya dengan bijak.(N)


sumber:Nirmala Edisi Ramadhan September 2006

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More