sesungguhnya? Apakah pada moleknya
tubuh? ..Jelitanya rupa? Tumpukan
harta?
....atau barangkali punya mobil mewah &
tingginya jabatan?
Jika itu semua sudah Kita dapatkan,
apakah Kita bisa memastikan bahwa
Kita *akan* bahagia?
Hari ini saya akan mengajak Kita untuk
melihat, kalau limpahan harta tidak
selalu mengantarkan pada kebahagiaan
Dan ini kisah nyata...
Ada delapan orang miliuner yang memiliki
nasib kurang menyenangkan di akhir
hidupnya. Tahun 1923, para miliuner
berkumpul di Hotel Edge Water Beach
di Chicago, Amerika Serikat. Saat itu,
mereka adalah kumpulan orang-orang yang
sangat sukses di zamannya.
Namun, tengoklah nasib tragis mereka 25
tahun sesudahnya! Saya akan menyebutnya
satu persatu :
Dia mengalami kebangkrutan total,
hingga harus berhutang untuk membiayai
5 tahun hidupnya sebelum meninggal.
menghabiskan sisa hidupnya dipenjara
Sing Sing.
memilih mati bunuh diri.
sakit jiwa dan meninggal di rumah
sakit jiwa.
di rumahnya ketika baru saja keluar
dari penjara.
Kisah di atas merupakan bukti, bahwa
kekayaan yang melimpah bukan jaminan
akhir kehidupan yang bahagia!
Kebahagiaan memang menjadi faktor yang
begitu didambakan bagi semua orang.
Hampir segala tujuan muaranya ada pada
kebahagiaan.
Pertanyaannya, di mana kita bisa
mencari kebahagiaan?
Apakah di pusat pertokoan? Salon
kecantikan yg mahal? Restoran mewah?
Di Hawaii? di Paris? atau di mana?
Sesungguhnya, kebahagiaan itu tdk perlu
dicari kemana-mana... karena ia ada
Hari ini saya akan berbagi tips
bagaimana kita sesungguhnya bisa
Berikut adalah tips yang bisa Kita
lakukan:
Ciptakan suasana bahagia dengan cara
berbagi dengan orang lain. Dengan cara
berbagi akan menjadikan hidup kita
terasa lebih berarti.
kekhawatiran.
Menyimpan rasa benci, marah atau dengki
hanya akan membuat hati merasa tidak
nyaman dan tersiksa.
Jika ada orang yang menyakiti, jangan
balik memaki-maki. Mendingan berteriak
Dengan memiliki sikap demikian, hati
kita akan menjadi lebih tenang, dan
amarah kita bisa hilang. Tidak percaya?
Coba saja! Saya sering melakukannya. :-)
Hidup di dunia ini hanya sementara.
Lebih baik Kita gunakan setiap waktu
dan kesempatan yang ada untuk melakukan
hal-hal yang bermakna, untuk diri
sendiri, keluarga, dan orang lain.
Dengan cara seperti ini maka
kebahagiaan Kita akan bertambah dan
terus bertambah.
Ingat, kebahagiaan merupakan tanggung
jawab masing-masing, bukan tanggung
jawab teman, keluarga, kekasih, atau
orang lain.
Lebih baik kita perbanyak harap hanya
kepada Yang Maha Kasih dan Kaya.
Karena Dia-lah yang menciptakan kita,
dan Dia-lah yang menciptakan segala
'rasa', termasuk rasa bahagia yang
Senin, 22 Agustus 2011
Apakah hari ini kita merasa bahagia?
Di mana letak kebahagiaan Kita
=> Charles Schwab, CEO Bethlehem Steel,
perusahaan besi baja ternama waktu itu.
=> Richard Whitney, President New York
Stock Exchange. Pria ini harus
=> Jesse Livermore (raja saham "The
Great Bear" di Wall Street), Ivar
Krueger (CEO perusahaan hak cipta),
Leon Fraser (Chairman of Bank of
International Settlement), ketiganya
=> Howard Hupson, CEO perusahaan gas
terbesar di Amerika Utara. Hupson
=> Arthur Cutton, pemilik pabrik tepung
terbesar di dunia, meninggal di
negeri orang lain.
=> Albert Fall, anggota kabinet
presiden Amerika Serikat, meninggal
kebahagiaan. Kebanyakan orang baru bisa
merasakan *hidup* jika sudah menemukan
di hati setiap manusia.
Carilah kebahagiaan dalam hatimu!
Telusuri 'rasa' itu dalam kalbumu!
Percayalah, ia tak akan lari kemana-mana...
mendapatkan kebahagiaan *setiap hari*.
1. Mulailah Berbagi!
2. Bebaskan hati dari rasa benci,
bebaskan pikiran dari segala
3. Murahlah dalam memaafkan!
"Hey! Kamu sudah saya maafkan!!".
4. Lakukan sesuatu yang bermakna.
5. Dan yang terakhir, Kita jangan
terlalu banyak berharap pada orang
lain, nanti Kita akan kecewa!
selalu Kita inginkan. ^_^
http://mrsigit.blogspot.com/
0 comments via blog:
Posting Komentar