Jumat, 04 November 2011

Jangan pernah Kehilangan Harapan

Alkisah dahulu kala di China, di daerah dekat perbatasan dengan negara lain, hiduplah seorang kakek tua. Kakek ini hidup dengan putranya. Suatu hari saat sedang membawa kudanya pergi makan ke padang rumput, sang putra tanpa sengaja membiarkan kudanya terlepas dan lari ke daerah negara lain. Mendengar kabar ini, para tetangga datang ke rumah sang kakek untuk menghibur beliau. Tanpa diduga, sang kakek malah berkata kepada para tetangganya, “saya memang kehilangan kuda, tapi belum tentu ini adalah sebuah kesialan atau hal buruk.” Mendengar perkataan sang kakek, seluruh tetangga yang datang menjadi bingung dan pulang.

Beberapa bulan kemudian, saat sang putra keluar dari rumah, tiba-tiba ia melihat kudanya kembali sendiri. Tanpa tanggung-tanggung kudanya ini membawa satu kuda lain. Sehingga saat ini sang kakek bukan hanya memiliki satu kuda, tetapi 2 kuda sekaligus. Seluruh penduduk kampung heboh mendengar kejadian ini. Para tetangga kemudian datang kembali ke rumah kakek untuk mengucapkan selamat atas keberuntungan ini. Tetapi sekali lagi sang kakek berkata kepada para tetangganya, “memang saya mendapat satu kuda baru, tapi hal ini belum tentu sebuah keberuntungan.” Tetangganya kembali bingung dengan pernyataan sang kakek.

Kuda baru yang dibawa oleh kuda lama mereka adalah kuda liar yang sangat baik kualitasnya. Oleh karena itu sang putra sangat senang dan sangat bersemangat untuk mencoba menunggang kuda baru tersebut. Saat sedang menunggang kuda baru tersebut, karena belum terbiasa dengan kuda ini dan kurang hati-hati, sang putra terjatuh. Tulang kakinya patah. Para tetangga mendengar kabar ini kembali ke rumah sang kakek untuk menghibur sang kakek. Tetapi sang kakek malah berkata, “memang kelihatannya kejadian ini sebuah hal buruk, tapi belum tentu ini sebuah kesialan.” Tetangganya semakin bingung mendengar hal ini. Bagaimana mungkin kaki sang anak patah bukan sebuah kesialan. Bagaimana hal ini bisa jadi sebuah keberuntungan?


Beberapa bulan kemudian, negara China berperang dengan negara tetangga. Berhubung desa sang kakek merupakan daerah perbatasan dengan negara tersebut, maka seluruh pria yang cukup dewasa dan bisa memanggul senjata diwajibkan untuk pergi berperang. Dan hampir seluruh pria yang pergi berperang tersebut meninggal di medan perang, kecuali putra sang kakek. Putra sang kakek kakinya pincang, sehingga tidak bisa pergi berperang. Oleh karena itu si putra diperbolehkan tinggal di rumah dan melewati hari dengan tenang dengan ayahnya.

[Sumber cerita : Chinese Proverb “塞翁失马“ ]

Teman-teman, kisah di atas mengajarkan kepada diri kita semua untuk bisa lebih bijaksana melihat sebuah masalah. Saat kita mengalami sebuah keberuntungan, sebuah keberhasilan, berhasil mendapatkan sesuatu yang baik, sebaiknya kita jangan terlalu bersenang hati, berbangga hati. Siapa tahu “keberuntungan” tersebut adalah sebuah tanda awal datangnya kesialan. Oleh karena itu walau seberapa suksesnya kita, beruntungnya kita saat itu, kita harus tetap dapat menjaga pikiran kita tetap jernih dan fokus. Menjaga hati kita agar tidak sombong. Mempersiapkan langkah selanjutnya dengan lebih baik dan baik, sehingga kita tetap dapat menjaga “keberuntungan” tersebut di pihak kita.

Sebaliknya ketika kita sedang mengalami masalah buruk, seperti kehilangan seseorang yang kita kasihi, kehilangan materi, mengalami kegagalan atau hanya mengalami hari buruk, kita harus dapat berbesar hati dan tetap menegakkan kepala kita. Karena belum tentu semua itu adalah kesialan. Karena terkadang tanpa kita sadari, kesialan adalah sebuah berkat yang tersembunyi. Kesialan adalah sebuah kesempatan bagi kita untuk belajar dan melakukan yang jauh lebih baik di kemudian hari. Kesialan adalah langkah pertama dari keberuntungan dalam perjalanan menuju ke diri kita.

Saya mengerti ada saatnya di mana kita mendapatkan kesialan berturut-turut, seakan-akan masalah buruk tidak ada henti-hentinya mendatangi kita. Terkadang masalah tersebut begitu berat dan seakan-akan menarik kita ke lubang yang sangat dalam dan gelap. Semua terlihat begitu gelap dan tidak ada jalan keluar. Kita ingin berteriak“CUKUP” tapi tidak bisa. Semua ucapan dan hiburan dari orang lain, bahkan terkadang bukannya membuat diri kita merasa lebih terhibur, tetapi merasa lebih terbebani dan sedih. Saat masa seperti itu datang, sepertinya tidak ada yang dapat kita lakukan, karena semua tampak sia-sia. Tapi sebenarnya banyak hal yang dapat kita lakukan.

Teman-teman, semua kesialan yang menimpa diri kita kita, tidak dapat kita kontrol. Semua itu tidak dapat kita tolak atau kita hindari. Tetapi bagaimanapun kondisi yang terjadi pada diri kita, kita selalu dapat mengontrol diri kita, hati kita dan pikiran kita . Entah apapun yang terjadi, seberapa parah kondisi kita saat itu, selalu berharaplah yang terbaik, selalu percaya akan berkat Tuhan, selalu percaya bahwa semua hal buruk itu akan lewat dan suatu saat akan datang hal yang indah.

Satu hal yang unik tentang berkat Tuhan adalah kita tidak dapat melihat dan mengerti apa maksud Tuhan dengan melihat ke depan. Kita hanya akan mengerti maksud Tuhan dan rencana Tuhan hanya dengan melihat ke belakang. Bahwa seluruh hidup kita adalah berkat. Sementara itu kita hanya perlu percaya bahwa yang terbaik akan datang dan terus menjalani hidup.

Berlian tidak akan berkilau tanpa ditempa sangat keras terlebih dahulu. Sebuah patung granit tidak akan sempurna tanpa mengalami pemahatan yang “menyakitkan”. Sinar matahari tidak akan terlihat tanpa melewati pekatnya malam. Pelangi tidak akan terlihat indah tanpa terlebih dahulu melewati sebuah hujan badai.

Percayalah semua kesialan yang mungkin saat ini atau suatu saat nanti teman hadapi adalah sebuah “tempaan” Tuhan sebelum teman-teman menemukan sesuatu yang jauh lebih berharga di kemudian hari.

Semoga teman-teman mampu melihat semua keindahan dibalik semua keburukan. Semoga teman-teman mampu melihat semua keberuntungan dibalik semua kesialan. Semoga teman-teman mampu menjalani hidup teman-teman dengan bahagia dalam kondisi apapun.

See you around,

0 comments via blog:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More